Abituari
Telah pergi – di Rabu kelabu – handphone tercinta. Mungkin untuk selama-lamanya. Tapi, saya tidak menangis. Tidak bisa. Entah kenapa. Ah…, seharusnya saya tahu sejak awal, sejak tujuh bulan lalu. Seandainya saja saya mau membuka mata dan sedikit mengerti, saya mungkin dapat mencegahnya. Gejala-gejala itu. Cat yang terkelupas. Flip yang patah. Sinyal yang perlahan-lahan berubah menjadi putus-putus. Seharusnya segera saya bawa dia ke tempat service. Atau, saya simpan untuk dipensiunkan. Tapi, itu semua tidak saya lakukan.