Don't Ask Me Why
Nyaris setiap orang yang mengaku perhatian pada saya selalu bilang begini, “Andi, tolong ya, itu janggutnya dipotong.” “Baiklah akan saya tolong. Janggut siapa yang harus saya potong?” Disebabkan saya adalah seorang laki-laki yang tidak suka berbuat sesuatu hanya demi menyenangkan orang lain, maka janggut saya pun selamat selama ini. Panjang dan subur. Lebat dan rimbun. Meski, dibandingkan orang Arab, janganlah dibandingkan. Bandingkanlah dengan Ahmad Dani. “Janggut ini tempat bergelantungnya para malaikat,” kata saya membela diri. “Iya. Malaikat pencabut nyawa, pencatat amal buruk, peniup sangsakala hari kiamat.”