Syuh... Syuh...
“Duh, saya sibuk banget! Ngga sempat makan.
Jadinya kena maag…”
“Deadline sialan!”
“Hari kemarin, lembur. Besok lembur lagi!”
“Maaf, saya ngga bisa. Banyak kerjaan di kantor…”
“Ugh, boro-boro nonton. Bisa mandi aja sudah
syukur….”
Ini mungkin yang
dimaksud dengan istilah: dipoyok, dilebok.
Artinya: ngeluh, tapi terus dilakukan. Atau, ada juga beberapa yang hanya ingin
memberikan kesan kepada orang-orang bahwa,
“Saya ini sedang
menjalani tangga kesuksesan. Tidak bisa diganggu. Lihat saja, saya sibuk
sekali. Menyapa kamu saja saya ngga sempat. Syuh
syuh…”
Dan sebaliknya,
banyak sekali… banyak nian yang bertanya pada saya betapa saya ini tampak
santai dan tidak ada kerjaan. Sempat-sempatnya menonton dvd, jalan-jalan
melulu, karaoke, ongkang-ongkang kaki, kongkow di kafe…
Online yahoo
messenger…
.
.
Fitness…
.
.
.
Biasanya, saya
beri mereka jawaban,
“Dengan skill dan
intelejensi yang saya miliki, semua pekerjaan dapat saya selesaikan dalam
hitungan menit. Itu pun hanya menggunakan sebelah tangan kiri dan mata
terpejamkan.”
Tentu, hanya
bercanda. Saya pun terkadang pakai tangan kanan sesekali.
Memangnya,
pekerjaan saya banyak atau tidak, sih?
Pertanyaan
menyebalkan.
Sebanyak apa pun
pekerjaan kita, kan sekarang sudah ada komputer. Ada telepon. Ada internet. Ada
mesin fax. Kalau masih merasa bahwa pekerjaan kantor itu banyak banget, ugh,
jangan-jangan… itu masalah skill dan intelejensi saja.
Bercanda, ah.
Jangan marah.
.
.
.
Bapak, kalau
putramu ini jarang menelepon dan jarang pulang kampung, itu bukan karena sibuk
dengan kerjaan. Bukan, Pak. Sama sekali bukan.
Tapi, karena…
lupa.
Bandung, 22 Juni 2009