Sebuah Pengantar Seseorang di seberang pulau nun jauh di sana berjarak milyaran langkah pernah melemparkan tuduhan yang kurang bertanggung jawab. “Kamu lebih tahu tentang perempuan daripada apa yang diketahui Sigmund Freud.” Begitu katanya seusai ia membaca always, Laila . Berhubung tidak bisa menatap matanya, saya kesulitan membaca maksud si penuduh. Tengah mengejekkah atau sedang jujur memberi apresiasi. Saya lebih merasa tersinggung daripada terpuji. Maklum, waktu itu saya belum tahu siapa itu si Freud. Seandainya saja si penuduh membaca lagi kisah ini lebih teliti tanpa melewatkan satu pun huruf titik koma spasi, beliau pasti akan menarik kembali kata-katanya dan menggantinya dengan kalimat: “Kamu lebih tahu tentang perempuan dan juga laki-laki daripada apa yang diketahui Sigmund Freud.” Maklum, dia sendiri tidak tahu siapa itu si Freud. Tapi Always, Laila memang berkisah tentang perempuan dan juga laki-laki. Karakter mereka dibangun melalui riset panjang dan mendala
Comments