Resolusi 2006


Begitu banyak hal yang terjadi di tahun 2005 kemarin. Tahun yang berat dan juga menyenangkan. Tentunya, saya harus membuat rencana dan tekad yang besar agar di tahun 2006ke depan saya bisa menjalaninya dengan lebih baik. Resolusi? Perlu!! Bahkan untuk lelaki seperti saya.

1. Saya menyatakan perang dengan Kepolisian Republik Indonesia


Inilah akibat gayung tak bersambut. Bagaimana lagi, di tahun kemarin, dengan niat baik dan tulus, saya mendaftarkan diri untuk mendapatkan Surat Ijin Mengemudi untuk kategori motor dan mobil melalui prosedur yang dibenarkan. Mengantri sejak pukul tujuh pagi untuk tes kesehatan, berdesak-desakan membayar regristrasi di loket saya jalani dengan sabar, dan mengikuti ujian teori hingga dua kali. Lalu, sampailah pada bagian yang paling sulit: ujian praktek. Bayangkan! Dengan skill tinggi yang saya miliki dan pengalaman menjadi raja jalanan saat SMA dulu, polisi-polisi itu tidak meluluskan saya. Sampai tiga kali!!!! Tiga kali!! Gila!

Niat baik dan tulus untuk menjadi WNI yang benar tidak mendapat sambutan. Please, dong, Pol! Saya juga kan banyak kerjaan!

Karena itu, dengan ini saya menyatakan perang dengan Kepolisian Republik Indonesia. Saya tidak akan pernah lagi bikin SIM! Tilang?? Kutil!!

2. Saya ingin gondrong
Satu hal yang “mungkin” patut dikasihani dalam diri saya adalah: saya belum pernah berambut panjang atau gondrong. Bahkan sewaktu saya kuliah pun rambut saya dipotong pendek. Kasihan, saya.

Tentu saja, ide untuk menggondrongkan rambut di kepala bukan muncul dari Gugun. Tidak. Sekali-kali tidak. Ide itu muncul tiba-tiba, ketika saya tidak punya cukup waktu untuk mampir ke salon langganan saya yang berlokasi di seberang jalan kosan, di bawah rindang pohon oak. Bulan-bulan berlalu. Dan, eh, sudah gondrong. Karena itu, tahun ini saya bergondrong ria.


Bandung, 21 Januari 2006

Comments

Popular posts from this blog

Always, Laila (Repackaged)

Maaf, Tak Diundang

Soerat Oendangan