Posts

Showing posts from 2008

Pernah, dong, ah...

Ada sebuah catatan yang masih segar dalam ingatan saya tentang sebuah kejadian. Berdua, kami duduk di sebuah meja bernaungkan tenda parasol. Jalan Bali nomor satu. Tepat tiga tahun lalu. Apa yang bisa dibicarakan dua manusia selama dua belas jam tanpa henti? Hidup, masa lalu dan mimpi. Kamu, seorang perempuan yang paling saya percaya. Perempuan yang tak bisa berhenti untuk terus dicintai banyak orang. Dan saya, juga mereka, tidak pernah khawatir akan kamu buat terluka.

Resolusi Tahun Baru

Selama delapan tahun terakhir, malam pergantian tahun saya lewati dengan tidur nyenyak dibarengi mimpi indah. Tidak ada itu pesta kembang api, hura-hura, euforia dan romantisme harapan tahun yang baru saja datang. Dalam hal ini, hati saya dingin dan datar saja. Nyaris memandang itu semua secara sinis, malah. Karena itu, tidak pernah saya repot-repot menyusun resolusi. Tahun baru adalah hari libur sedunia. Tanggal merah. Merah hati. Hati-hati di jalan, sayang. Resolusi adalah tingkat ketajaman sebuah gambar atau image. 800 x 480 adalah resolusi monitor laptop Asus EEPC milik saya yang kecil dan imut. Juga lucu. Tapi kalau marah, galaknya tiada dua.

Pergi, Jangan, Jangan Pergi

bandung adalah setetes embun yang tergelincir dari dedaunan setelah hujan turun semalam juga matahari pagi yang tak pernah disambut hangat oleh penghuninya bandung adalah santai dan terlambat itu biasa saja sekaligus macet, semrawut dengan sistem lalu-lintas yang ruwet

Ember

lalu kusingkap rahasia pada mereka tentang persahabatan kita yang teranyam jerami rindu untuk segera bertemu dan kenangan perjumpaan singkat lalu ini bukan kisah cinta, kataku mengutip ucapanmu

What Came with Love is Lost

seandainya nanti kudiberkati dengan putera-puteri kan kuceritakan tentang engkau, bunda seorang perempuan mulia baik tingkah maupun rupa seandainya kelak anak-cucuku terlahir ke dunia kan kudendangkan syair-syair tentang indahnya ku di masa kecil di mana engkau, bunda adalah cahaya di rumah kita

Airmata, Aisa

Teruntuk Aisa, seorang anak perempuan yang tak pernah bisa berhenti untuk dicintai Aisa Sayang, ada yang berbeda kali ini. Bapak menangis tadi malam.

Untuk Rini di Cimahi

Bandung, 25 Oktober 2005 Dear, Rini. Beribu maaf, kamu harus menunggu begitu lama untuk dapat menerima surat balasan ini. Kebiasaan buruk menunda segala sesuatu memang sudah menjadi kekurangan saya yang paling mendasar. Sekali lagi… maafkan. Ada kelegaan luar biasa sewaktu saya membaca surat kamu. Ternyata, kamu menyukai novel itu. Bahkan, kamu ceritakan juga tentang tokoh Pram yang kamu suka. Sungguh, bertambah lagi satu alasan bagi saya untuk terus menulis. Terimakasih. Jadi, bagaimana kabar kamu? Sudah tidak jemu lagi menunggu?

Janji Bangun Tidur

Pagi ini saya terbangun dalam kondisi tubuh yang lemah. Lemah gemulai. Seperti bencong. Pandangan mata berkunang-kunang dan hidung basah tidak kepalang. Tissue berserakan di sisi ranjang. Serangan virus influenza sudah memasuki hari ke tiga, sementara belum satu pun obat farmasi yang tertelan tenggorokan saya. Masih sedikit tenang, sebenarnya. Sebab rokok dan kopi belum berubah rasanya di lidah. Pada awalnya, saya pikir ini sugesti belaka bahwa saya sedang sakit. Namun, rupanya saya sudah tidak setangguh dahulu. Sewaktu lari pagi, beladiri, bulutangkis, lari sore, fitness dan naik gunung masih menjadi kegiatan sehari-hari. Saat push-up limapuluh setiap bangun tidur, barbel lima kilo sebelum naik kasur.

Onta

“Andi, apakah setelah menikah nanti kamu akan selingkuh?” Tadi malam, pertanyaan tersebut diajukan kepada saya oleh seorang calon ibu yang tengah hamil tiga bulan. Bukan. Bukan saya si pelaku penghamilan, tapi suaminya sendiri, tentu saja. Saat ini si suami sedang bertugas di negeri nabi berasal. Tak perlulah kita lakukan test DNA. Buang-buang waktu dan uang berharga. “Tidak.” Begitulah jawaban saya. Saya menjawabnya begitu cepat. Sangat cepat. Kurang dari satu detik. Tanpa menimbang. Tanpa berpikir. Tanpa merengut, menggerakkan alis, atau mengerutkan dahi. Kuping saya tidak bergerak dan sudut mata tidak berkedut. Air muka saya tidak berubah. Refleks saja. Seperti seorang jagoan silat yang menangkis serangan tiba-tiba dari arah belakang. ”Andi bohong.”

Jumpalitan

Teruntuk Litan, seorang perempuan yang padanya ingin kutitipkan cinta yang utuh, tali erat persahabatan, keping demi keping kenangan, rasa percaya, jendela masa depan, pintu menuju masa lalu, keluhan dan kesahan, derai tawa serta air mata, sebentuk rindu, segenggam cemburu, juga gairah menggebu…

Masturbasi Spritual dan Emosional

Istilah ini saya pinjam dari seorang teman kantor ketika kami membicarakan betapa maraknya berbagai training motivasi. Tujuan setiap program adalah sama, meningkatkan motivasi para peserta agar mereka dapat lebih bersemangat, baik dalam konteks bekerja, menjalankan kehidupan sampai mengejar kekayaan. Juga meningkatkan keimanan. Saya sendiri bukan tidak pernah mengikuti berbagai training seperti itu. Di tahun-tahun pertama kuliah, entah berapa banyak jenis training motivasi yang pernah saya ikuti. Termasuk doa-doa bersama yang mencucurkan air mata. Setiap kali lulus dari program tersebut, saya serasa lahir kembali dengan jiwa baru. Merasa lebih bersih dan bersemangat.

I Love Goat

Dari semua hewan yang terdapat di seluruh permukaan bumi, saya sangat bersyukur Tuhan menciptakan kambing. Sate, steak, gulai. Ah, sedapnya. Sampai-sampai saya berpikir bahwa… ini mungkin hidangan kiriman dari warung-warung di surga. Pernah suatu kali saya habiskan empatpuluh tusuk sate kambing dalam waktu kurang dari satu jam. Saya potong-potong sendiri itu kambing. Saya tusuk-tusuk penuh nafsu. Lalu saya panggang. Bumbu maranggi tidak terlupa disertakan: kecap, bawang, cabe ijo. Malam harinya dilanjutkan dengan pesta lamb chop. Jangan tanya berapa yang masuk ke dalam perut. Idul Adha dua tahun lalu. Salah satu hari terbaik di sepanjang hidup saya.

Memory Salon Memory

ada yang mengetuk di balik pintu desau angin, rintik hujan, gemerisik daun mengirim berita kau takkan pernah tiba siapa yang mengendap di atas atap? tikus rumah dan kucing malam, rupanya kata mereka kau tidak lagi singgah

Dan Google pun Angkat Tangan

“Apa yang kamu cari, Andi?”

Haji Mabrur

teruntuk kamu yang tercinta yang hendak mengetuk pintu langit menelusuri tapak risalah mengenal jejak riwayat dan menyempurnakan rukun syarat semoga kembali menjadi putih dan suci doakan saya untuk segera ke sana menjadi tamunya “Every man dies, not every man really lives.” [ William Wallace, Brave Hear t] Bandung , 24 November 2008

We and Uskun

sejak kelas 2 sd adik saya punya cara mudah untuk mendapatkan uang saku karena almarhumah ibu saya rela mengeluarkan uang lima ratus rupiah demi kutu-kutu di kepalanya

Berkencan dengan Iblis

“Andi, jika kamu diberi izin untuk membunuh lima orang, siapa saja yang akan kamu masukkan ke dalam daftarnya?” Itu adalah pertanyaan yang dilemparkan ke wajah saya kemarin malam di tengah kencan kami di sebuah kafe dengan menu yang teramat mahal, tidak enak dan tidak mengenyangkan. Sampai tersedak saya dibuatnya. Merasa tertampar, juga. Sekiranya ada cermin, ingin saya lihat rona merah di wajah saya. Sekaligus waktu yang tepat buat bedakan. Untuk sesaat saya hanya diam membisu sambil menatap wajahnya yang, ehm, tanpa cela itu. Proporsi dan susunan daging-tulang yang nyaris sempurna. Sebuah jerawat kecil tampak samar-samar menempel di atas alis, sedikit merusak keseimbangan pola. Namun, langit malam bertambah indah justru karena adanya bintang, bukan?

Achtung!

Halaman ini untuk sementara tidak akan di-update. Tidak akan ada postingan baru. Mungkin sampai kapan, entah nanti. Saya sedang sombong dengan hobi barunya yang lain. Dilarang protes… Hormat saya, AE singkatan dari Andi Eriawan

7 Jurus Hidup Aisa

Aisa, cinta bapak. Untuk petama kalinya bapak menyuratimu di siang hari. Matahari masih tinggi di luar sana. Di tengah kesibukan yang diam-diam mencuri keping demi keping jiwa ini, bapak sempatkan melamun, memikirkan kamu. Seandainya saja kamu sudah dilahirkan ke dunia, saat ini juga bapak tinggalkan kantor dan mengajakmu bermain di taman, sambil menikmati es krim sebanyak kamu suka. Ya, kita berdua bersekongkol melanggar aturan ibumu, sayang.

Was Wes Wos

mari kita uraikan satu per satu tentang sejarah masa lalu tentang detik demi detik yang tengah berlompatan dan masa depan yang begitu sulit diraba bukankah telah berulang kali diceritakan dalam lelaki ini bersemayam iblis paling sadis tertidur pulas malaikat pencabut nyawa jangan usik mereka…

Goodbye, Pluto

Seandainya saja ia masih hidup, pastilah Clyde Tombaugh saat ini tengah uring-uringan dan marah besar. Bagaimana lagi. Pluto, benda luar angkasa yang ia temukan lewat teropongnya di Observatorium Lowell Arizona Utara pada awal abad duapuluh telah ditendang keluar dari daftar planet pengorbit tata surya kita. Dengan alasan yang dibuat-buat, para astronom dunia yang terkumpul dalam International Astronomical Union (IAU) mengumumkan suatu definisi baru tentang pengertian sebuah planet. Sialnya, Pluto tidak memenuhi kriteria-kriteria itu.

Where Art Thou?

"Kamu di mana?" Pertanyaan itu selalu menggema. Sesak dada saya dibuatnya, tahu. Ataukah kamu memang ingin menghentikan kisah yang belum kita mulai ini? Bandung, 04 November 2008

Tahukah, tahukah...

hey, kamu yang jauh di sana yang diam-diam dan sungguh-sungguh memperhatikan yang sudah begitu lama tidak tertawa yang menangis pada jam-jam malam yang selalu mengadu pada riak air mengalir

Aisa Sayang, Aisa Malang

Aisa sayang, Ketika menulis ini, bapak sedang berada dalam cobaan-Nya. Sudah tiga hari tubuh satu-satunya ini dilanda panas dan demam. Kemampuan bapak dalam mencicipi makanan pun tertawan entah sampai kapan. Tidak berasa itu makanan. Sampai-sampai, merokok pun tak enak rasa. Di malam hari, tidur bapak gelisah gundah gulana. Pantat pun tidak bisa diam di satu tempat saja. Semua posisi selalu serba salah. Setiap pukul dua dini hari bapak terbangun, lalu ke kamar mandi. Tidak usahlah bapak jelaskan di sana apa yang terjadi.

Menghadap Tembok

Sewaktu saya masih sekolah SD dahulu, pernah suatu kali bapak memanggil saya dan bilang begini. “Andi, maukah bapak ceritakan tentang dunia perempuan dan seluruh penghuninya?” “Tidak, bapak. Jangan. Saya masih kecil.” “Ada beberapa hal yang harus kamu ketahui tentang dunia mereka, Andi. Suatu hari nanti kamu akan memasukinya. Sudah sepantasnya bapak memberikan bekal pengetahuan tentang hal tersebut. Semoga kelak, jikalau kamu menghadapi tembok besar dalam hidupmu, kamu akan teringat akan pesan-pesan bapak yang tidak seberapa ini.”

Basah-Basah

Basah bumi di luar sana. Empat hari tidak saya lihat matahari. Tuhan, adakah ini pertanda cucian saya tidak kering lagi? Haruskah saya kenakan juga kemeja hari kemarin? Bagaimana dengan besok? Ataukah ini sekedar gambaran… cuaca di hati? Bandung, 28 Oktober 2008

5 Hal Penting Tentang Saya

Seorang kawan lama mengunjungi blog ini. Komentar pertama dia adalah, “Mana tentang kamu-nya?” Saya bingung. “Maksud kamu?” “Maksud saya… mana tentang kamu-nya?” Diam sesaat. “Maksud kamu?” Baiklah. Daripada daripada, mendingan-mendingan. Mari saya jelaskan lima hal penting tentang saya. Iya, saya ini, a.k.a Andi Eriawan.

Aisa, Ibu, Nikotin dan Kolesterol

Sayang, malam mulai mencair ketika bapak menulis ini. Sementara besok, tumpukan pekerjaan harus bapak tuntaskan. Seperti batu bata, kamu tahu. Ah, kamu masih muda, sulit untuk mengerti semua. Biarlah satu persatu terurai dengan sendirinya. Tanpa kami, sebagai orangtua, paksa kamu untuk mengerti segala sesuatunya. Aisa, sedang apa ibumu? Apakah sedang memasak di dapur seperti biasa? Masihkah ia mencoba resep andalannya itu, kue kering dengan keju melimpah ruah? Meski ayahmu dilarangnya menghisap nikotin, dia senang sekali menyuapi kita dengan kolesterol. Tapi, jangan sekali-kali kamu adukan hal ini, ya. Nikotin dan kolesterol, dua hal yang paling berarti bagi bapak setelah kalian berdua.

Surat Terbuka

Wahai Agen Asuransi 007 yang saya hormati di mana saja berada Melalui surat ini saya beritahukan bahwa dengan sangat menyesal saya, a.k.a Andi Eriawan, tidak akan mengikuti program yang kalian tawarkan. Berikut di bawah ini adalah catatan panjang yang memuat berbagai alasan dan argumentasi mengapa saya menolak untuk bergabung. Karena itu, saya harap surat ini dibaca dengan ditemani segelas kopi kental. Semoga jawaban saya memuaskan dan hubungan kita tetap berteman.

Penuaan Dini

Image
Beberapa hari yang lalu, saya berulang tahun Saya bertambah tua Tubuh semakin membungkuk Perut membuncit Uban di mana-mana Rambut menipis Keriput di tiap sudut Pandangan semakin mengabur

Cecak bin Kadal

jika ditanya ke mana akan pergi menujumu atau kembali sunyi… tapi jarak diantara kita bukan tidak seberapa butuh empat milyar dua puluh tiga langkah cecak untuk sampai ke sana

Jiwa yang Direnggut Paksa

Ada yang merenggut pagi milik saya, kamu tahu.  Pagi   yang berharga. Lebih berharga dari siang, sore atau malam. Pagi milik saya. Milik saya sendiri. Banyak sekali yang salah dari  hari ini , kamu tahu. Pagi-pagi benar, tidak saya temukan gelas bersih untuk minum kopi. Jadilah saya mencuci gelas pada pukul lima limabelas. Kemudian, tidak saya temukan pula air panas. Yang tersisa cuma air hangat sisa kemarin sore. Dasar saya manusia, saya pikir temperaturnya cukup, lah. Tahu-tahunya, saya kesulitan melarutkan bubuk Moccacino itu.

Jerawat Batu

pernahkah kau dengar gerimis yang turun seperti semalam… rintiknya begitu berima mendendangkan lagu-lagu kita adakah kau pandang bulan sepotong yang bersinar seperti semalam… cahayanya menari-nari di atas kepala ciptakan silhuet berbagai peristiwa

Ancot

Kamu tahu. Sudah sejak waktu yang cukup lama, saya merindukan naik angkot. Sekiranya ongkos tidak naik terlalu tinggi, bagi saya naik angkot dapat menjadi suatu wisata yang cukup menyenangkan. Saya bisa mengintip gerak pemandangan di luar jendela. Terlebih jika bisa bersama dengan seseorang yang saya istimewakan, tentu saja. Saya bisa melihat wajahnya dan kami bisa berbincang-bincang. Tentang hidup, masa lalu yang telah berlalu, masa depan yang masih panjang. Juga mengomentari penumpang sebelah sambil berbisik-bisik dan terkikik-kikik.

Do You Want to Know a Secret

Sudah lebih dari dua bulan tivi tidak saya nyalakan. Tidak ada berita yang saya tonton. Tidak ada gosip, sinetron, ceramah pagi ataupun mtv. Juga tidak ada koran yang saya baca. Tivi saya berdebu sangat tebal, seperti fosil tua yang baru ditemukan. Lalu di kantor, dalam kurun waktu kurang dari satu minggu, rentetan peristiwa baru saya dengar dari selintas obrolan. “Amerika resesi. Pasar saham dunia turun.” “Puluhan orang jadi korban miras oplosan di Indramayu.” “Rupiah semakin melemah.” “Exxon berusaha mendapatkan sumur minyak.” “BCL menikah bulan November.” “Badawi siap diganti.”

Di Mana Kambing Saya?

waktu itu saya masih solehah setiap terdengar adzan berkumandang langsung segera mengambil wudlu di tahun-tahun pertama kuliah saya ini aktifis masjid pasti kamu ngga percaya tapi demikianlah adanya malahan saya sempat menduduki  jabatan-jabatan penting salah satunya ketua divisi hewan kurban

Pantai

saya ingin mengajak kamu ke pantai sudah beberapa lama saya memimpikan itu kita berdua melihat laut

Apanya, Ya?

hari ini saya sibuk banget sibuk sekali mondar mandir ke sana ke mari telepon rang ring ngga berhenti rapat melulu kerjaan menumpuk sampai-sampai saya ngga sempat berkedip apalagi makan minum

Ahmad Dani

kamu boleh benci seluruh dunia tapi jangan pernah benci ahmad dani janji?

PTDI

saya takut ketinggian ya, seperti setiap superhero di dunia kami memang punya kekurangan dan saya sekarang bekerja di pabrik pesawat untuk menaklukkan rasa takut itu Bandung, 09 Oktober 2008

H-1

Aisa, sayang. Besok bapak berulang tahun. Kado apa yang sudah kamu siapkan? Bapak harap kado kamu tidak seperti yang selama ini ibumu berikan. Seleranya aneh. Sewaktu ulang tahun ke-22, masa bapak dihadiahi boneka? Setahun kemudian, bapak menerima cd lagu, sementara bapak tidak punya mesin pemutarnya. Lalu, ada sebatang cokelat yang menyebabkan bapak tumbuh lima jerawat. Salah satunya di pantat. Pernah juga bapak menerima novel Harry Potter 2, sedangkan nomor pertamanya belum lagi bapak baca. Tapi, sayang, jangan pernah ceritakan ini pada ibumu, ya. Bagaimana lagi. Bapak tetap suka dengan yang gratis-gratis.

Sleepless

Image
Tadi malam saya ngga bisa tidur. Bukan. Bukan karena mikirin kamu.  Tapi, karena kamar saya ngga rapi. Itu aja.

White Flag

tiba-tiba kamu mengajak kita melihat laut bersama sialan apakah kamu tidak tahu cuaca memburuk akhir-akhir ini angin bertiup kencang menerbangkan apa saja ombak pasang hingga beberapa meter tingginya nelayan saja sampai terhalang mencari nafkah dan kapal-kapal laut terpaksa ditambatkan di dermaga

Minal-Minul

Sampailah saya pada bagian yang paling menyebalkan dalam berlebaran, yaitu memaafkan. Tiba-tiba saja saya dituntut untuk memberi maaf pada mereka. Kesalahan segunung, minta dihapus dengan modal sms di bawah seratus perak. Itu pun tanpa menyebutkan nama saya, menandakan sms tersebut dikirim secara massal ke banyak orang. Saya… seorang saya… mereka sama ratakan dengan lainnya? Termasuk kamu, yang tiba-tiba muncul di malam buta. Minta maaf saja tidak cukup. Apalagi sampai minta oleh-oleh. Huh!

Sedu Sedan

Apa yang paling menarik dalam hidup ini? Maafkan saya mengajukan pertanyaan paling bodoh sedunia itu. Bagaimana lagi, pagi ini saya terbangun dalam kondisi tidak karuan. Ada mood yang hilang, ada semangat yang tenggelam, ada gairah yang padam.  Iya, saya berlebihan.

Mana? Mana?

ah, kamu apa artinya berada di kota yang sama tak ada kabar isyarat aroma parfume yang tercium

Waiting for Godot

Image
“Menunggu itu sebagian dari kencan.” [ Haruka, H2 ] tapi, kok lama ya… Bandung , 28 September 2008

RSJ Riau 11

Teruntuk putriku, Aisa… Ketika Bapak menulis ini, kamu belum terlahir ke dunia. Belum juga dikandung. Karena hati ibumu belum juga luluh untuk dinikahi. Meski demikian, bapak akan berusaha sekuat tenaga agar kelak kamu bisa membaca cerita ini: kisah hidup bapak dan semua rahasia yang paling terdalamnya. Juga yang paling kelam. Karena itu, apa pun yang terjadi, jangan biarkan ibumu membacanya. Ini milik kita berdua. Sudah sewajarnya seorang ayah memiliki rahasia kecil dengan putrinya, bukan? Ah, Aisa. Untuk sesaat, bapak lupa hendak menulis apa. Bapak kebingungan hendak memulainya dari mana. Segala kisah pasti ada asal mulanya, tapi kali ini sungguh berbeda. Kamu tahu kenapa, sayang? Karena kepala bapak sibuk mengkhayalkan kamu. Seperti apa saat kamu membaca kisah ini. Apakah kamu tumbuh menjadi gadis cantik dan mandiri seperti ibumu? Seperti nenek? Pantang menyerah dan sedikit keras kepala? Penurut seperti bapak? Pintar diiringi tutur kata yang sopan, kah? Apakah kamu banyak

Baju Mandi

kamu tahu apa yang membuat seorang perempuan terlihat seksi? rahasia* dan dan bagi saya kamu selalu diliputi tanda tanya

Ya, Boleh, 'Ndi...

Image
“Saya ingin jadi perempuan yang berbinar-binar, Andi, yang punya mata bercahaya seperti senter yang batereinya baru semua, dengan hati yang cukup besar untuk dibagikan kepada siapapun yang saya jumpai.”     Itu adalah jawaban atas pertanyaan ' Apa yang paling kamu inginkan di dunia ini?' yang saya lempar pada seorang perempuan di seberang meja berjarak milyaran langkah jauhnya. Sungguh membuat saya terharu.

Shit Happens Every Tuesday

Image
yah, itulah yang terjadi. kalau kamu punya kemeja sedikit sekali dan.. terlalu malas untuk mencuci

Miskin tapi Sombong

saya tau benar bagaimana rasanya tak punya uang pernah ada satu masa di mana saya baru saja lulus sarjana kamu tahu saya tidak mampu untuk mengirim lamaran kerja

Calon Menantu

Pernahkah kamu merasa bahwa ternyata kamu sama sekali tidak mengenal orang yang selama ini berada dekat dengan kamu? Saya pernah mengalaminya, dan mungkin akan terus berulang. Sepuluh tahun lalu. Waktu itu ade saya dioperasi amandel. Saya dan bapak memutuskan untuk menginap di rumah sakit. Kami duduk berdua di sebuah anak tangga sampai larut malam, bercerita akan banyak hal. Suatu hal yang amat jarang sekali terjadi diantara kami. Awalnya tidak ada yang mengejutkan, sampai kalimat itu terlontar. “Sebelum dengan Mamah, Bapak pernah menikah satu kali.”

Bukan Tentang Kita

cerita ini bukan tentang kita, bukan tentangmu, bukan tentang aku baik di masa lalu atau pun lain waktu tapi terdapat banyak rahasia yang tersembunyi dan terkunci dan hanya kita yang bisa mengerti… dan cerita ini memang bukan tentangmu karena kamu tak mampu kulukiskan lewat kata-kata mau pun tulisan juga bukan tentang aku yang hanyalah seorang biasa baik tingkah mau pun rupa…

I Love U, JK

Image
Ini adalah penghinaan terbesar dalam hidup saya. Sigh . Sebagai seseorang yang sombong, sebagai lelaki (yang sombong), bahkan sebagai warga negara (yang juga sombong). Suatu hari penghinaan ini harus terbalaskan. Semoga Tuhan segera mencairkan dendam ini. Sigh .   Memutuskan untuk menjilid proposal sambil shalat Jumat di luar kantor, saya temukan lalu lintas Bandung jauh lebih macet dari biasa. Rupanya, sang wakil presiden beserta rombongan duapuluh lebih kendaraan sedang melakukan kunjungan ke kota ini. Seorang polisi menahan laju motor saya di bilangan Pasteur sampai iringan panjang tersebut lewat. Saya menanti dengan perasaan was-was, memperhatikan gerak-gerik polisi tersebut. Bagaimana lagi… tak ada SIM di dompet, dua tahun pajak STNK belum terbayarkan, plus pelat nomor di belakang buntung setengahnya.

Surat untuk Bunda

Ada kabar gembira dari puteramu ini, Bunda. Atas berkat doamu, aku telah diterima kerja. Setelah duapuluh lima tahun engkau urusi, tiba waktunya bagi si manja ini memberi sesuatu untukmu dari gaji pertamanya. Tidak. Aku tidak akan memberitahu apa itu. Biarlah ini menjadi sebuah kejutan manis menjelang hari lebaran saat aku pulang nanti. Tapi kebahagiaan kita tidak hanya sampai di situ. Tuhan telah bermurah hati mempertemukan aku dengan calon menantumu. Memang, ia tidak secantik Bunda di masa muda dahulu. Maafkan pula jika perempuan ini belum pandai memasak, Bunda, apalagi mengaji. Ia belum bisa menakar garam dan gula, juga membedakan huruf ”ba” dan ”ta”. Namun, percayalah, ia seorang yang istimewa.

Gundul Pacul

Image
Akhirnya… Setelah berjibaku dengan the man on the mirror , bernapas dalam lumpur, tenggelam dalam kesedihan, akhirnya saya, a.k.a Andi Eriawan, memutuskan untuk… menggunduli kepala. Tiga tahun dalam masa gondrong, memaksa saya untuk keramas nyaris setiap hari. Padahal, pada dasarnya, saya adalah orang yang… jarang mandi. Ini bukan saya, saya pikir. Pantas saja saya merasa ada yang keliru. Meski, tentu saja, rambut saya bebas dari kutu. Jadilah, seminggu kemarin saya digunduli. Pada mulanya, rencana mutilasi rambut dimulai dengan penuh khidmad. Diawali tekad baja sejak dari rumah, hati saya tiba-tiba gentar sewaktu memasuki sebuah barbershop di kawasan Taman Lalu Lintas, di Bandung sana. Bagaimana tidak?! Sewaktu kaki melangkah masuk, saya tidak hanya disambut hembusan pendingin ruangan, tapi juga sapaan seorang makhluk manis bernama perempuan. Untuk sesaat saya hanya berdiri mematung, mungkinkah saya salah masuk salon?

A Big Sigh

Beberapa bulan terakhir ini adalah masa-masa yang amat melelahkan bagi saya. Selain perut yang semakin tebal dan dompet yang kian tipis, waktu tak ada dan uang tak punya, rasa bahagia pun menjadi hal yang semakin langka. Tujuan menjadi tidak jelas, dan langkah kaki entah hendak ke mana. Baru sekali terjadi dalam hidup ini, ingin rasanya menyerah saja.

Batik KORPRI

“Sebenarnya, aku berasal dari masa depan,” tiba-tiba dia berbicara dengan mimik wajah kaku. Tanpa kedip mata, getar sudut bibir dan senyum sedikit pun. Malam itu kami sedang berteduh di balik atap sebuah halte bis seusai menonton film Milk yang ternyata lebih menyebalkan daripada yang dibicarakan temanku, Zoel. Melihat adegan dua lelaki berciuman segera membuat pantatku gelisah sejak pertengahan film diputar. ”Ya. Dan aku berasal dari Planet Namec,” kataku asal sambil menarik lengannya menuju sebuah bis yang mendekat. Tapi aku serasa menarik sebatang pohon beringin.  ”Aku ngga bercanda,” perempuan itu bersikukuh. Kali ini dengan nada yang hampir putus asa.  Saking terkejutnya, aku hanya mematung di tengah derasnya hujan. Punggungku serasa tertusuk dipelototi mata sopir, kondektur dan seluruh isi penumpang. Setelah akhirnya bis meninggalkan kami, barulah kudekati dia dan kupelototi wajahnya. ”Bodoh!” umpatku, tapi dia sebenarnya tahu bahwa aku tidak bermaksud kasar. ”Itu bi

Hate My Self

Pernahkah kamu menjadi orang yang kamu benci? Saat ini saya sedang mengalaminya. Sialan. Untuk pertama kalinya dalam hidup ini, dalam satu bulan terakhir, mulut saya selalu menempel di mikoropon ponsel selama enam jam per hari. Tiga ratus ribu rupiah saya belanjakan hanya untuk pulsa simpati. Pikiran saya seperti dihantui. Jam tidur saya semakin menuju ke arah dini hari. Dan tentunya, semua pekerjaan saya jadi teraba-i. Dan celakanya, saya jatuh hati pada seseorang yang belum pernah saya temui. Tapi masalah tidak selesai sampai di sini. Saya tidak tahu apakah si seseorang tersebut adalah perempuan atau … banci. Rasa curiga tersebut muncul bukan dengan tanpa alasan. Seperti yang telah banyak diketahui banyak orang, saya adalah seorang lelaki pengagum kecantikan. Karena itu, ketika si seseorang tersebut menunjukkan gambar wajahnya, segera saya simpulkan bahwa titel cantik layak disandanginya. Penilaian saya tidak akan salah. Sekali-kali, tidak.

People Change? Yeah, rite!

JANGAN pernah berharap bahwa orang lain mau mengerti atau bersedia menerima kebiasaan-kebiasaan buruk Anda. Asap rokok yang selalu mengepul, pelupa, ingkar janji, gossip addict , serba berantakan, penggerutu, sok tahu dan lelet dalam berbagai hal mana mungkin ditolerensi di zaman ini. Bahkan Anda sendiri tahu benar akan hal itu. Tapi, entah kenapa, tiba-tiba saja telinga Anda menjadi tuli setiap kali orang-orang sekitar protes dengan aura bad habit yang Anda tebarkan. Anda pun selalu merasa bahwa permintaan mereka agar Anda berubah adalah sangat berlebihan. Dan itu memang sangat berlebihan. People change? Yeah, rite!