7 Jurus Hidup Aisa


Aisa, cinta bapak.
Untuk petama kalinya bapak menyuratimu di siang hari. Matahari masih tinggi di luar sana. Di tengah kesibukan yang diam-diam mencuri keping demi keping jiwa ini, bapak sempatkan melamun, memikirkan kamu. Seandainya saja kamu sudah dilahirkan ke dunia, saat ini juga bapak tinggalkan kantor dan mengajakmu bermain di taman, sambil menikmati es krim sebanyak kamu suka.

Ya, kita berdua bersekongkol melanggar aturan ibumu, sayang.


Aisa, cinta yang bapak punya.
Tahukah seperti apa dunia yang akan kamu hadapi nanti? Setiap kali memikirkan hal tersebut, betapa ngeri bapak dibuatnya. Penuh dengan tipu daya, Sayang. Jerat sesat di mana-mana. Akan begitu banyak, dan teramat banyak, mereka yang hendak mencuri keping demi keping jiwa kamu. Menghisapnya lamat-lamat. Lalu lambat-laun, tanpa kamu sadari, kamu menjadi orang yang kamu benci. Dan kamu akan mengalami berbagai kesulitan untuk bisa kembali.

Karena itu, sayang, semoga kamu akan selalu teringat akan jurus-jurus rahasia bapak ini.
#1
Hidup miskin itu boleh saja, Aisa. Asal jangan hidup susah.


#2
Kamu boleh berbohong, asal jangan omong kosong.


#3
Jangan terlalu mudah meminta maaf.


Semakin sering kamu meminta maaf, maka kamu akan semakin terbiasa melakukan kesalahan. Sampai-sampai, kamu akan meminta maaf bahkan sebelum tahu apa kesalahan kamu. Kemudian, tiba-tiba saja kamu akan begitu suka untuk bilang, ”Kalau ada salah, saya minta maaf.”


Kalau ada…

#4
Jangan pernah berkata, ”Maaf, saya tidak bisa membantu.”

Tapi katakan, ”Saya hanya bisa bantu ini saja.”
Tidak bisa dan tidak peduli itu nyaris serupa, Aisa.

#5
Jangan pernah menabung.

Menabung hanya berlaku bagi mereka yang tidak percaya bahwa uang itu mudah dicari. Jika berlebih, berikan saja pada yang membutuhkan. Jika kurang, kurangi saja keinginanmu.

#6
Sedih karena kehilangan orang yang kita sayangi itu manusiawi.

Tapi justru kehilangan orang yang menyayangi kitalah yang amat menyedihkan. Tapi sedikit orang yang menyadarinya.

#7
Katakan bahwa kamu lebih mencintai bapak daripada ibu di setiap malamnya.


Juga katakan yang sebaliknya pada ibumu, Aisa.


…on the day that you were born the angels got together and decided to create a dream come true…

[Close to You, Carpenters]

Bandung, 15 November 2008

Comments

Popular posts from this blog

Always, Laila (Repackaged)

Maaf, Tak Diundang

Soerat Oendangan