Dan Google pun Angkat Tangan

“Apa yang kamu cari, Andi?”









Pertanyaan di atas diajukan seorang kiper lawan kepada saya ketika kami sedang bermain futsal Sabtu lalu.

“Bolanya sudah di sana,” tambah beliau.

Sialan. Saya pun berlari sekuat tenaga mengejar si bola yang sudah jauh keberadaannya. Nafas tembakau saya hanya tersisa seperempatnya.

Kemudian, pertanyaan tersebut terus terngiang-ngiang di telinga meski pertandingan telah usai. Begitu pun sesampainya di kamar, lalu mandi dan mengenakan piama.

Apa yang kamu cari, Andi? Dalam hidup ini? Di dunia ini? Di kolong kasur? Di lorong dapur? Di medan tempur? Di gunung kapur? Di kantor? Di atas jok motor? Di tengah lalu-lalang orang? Diantara bising kendaraan? Sewaktu sendiri? Ketika menyepi?

Apa yang kamu cari, Andi?

Saya dibuat celingukan, jadinya. Kenapa pertanyaan itu muncul di usia saya yang sudah demikian matang. Kenapa tidak dari dulu-dulu saja. Tiba-tiba saya merasa tersesat, kesulitan mencari jalan pulang.

Jangan-jangan, selama ini kamu mencari yang tidak ada.

Betapa mengerikan jika itu memang benar.

Coba cari di Google Search saja. Konon, di sana, semua hal dapat ditemukan.





Penelusuran Anda – *sensor* – tak cocok dengan dokumen manapun.
Saran:

* Pastikan semua kata dieja dengan benar.
* Coba kata kunci yang berbeda.
* Coba kata kunci yang lebih umum.




Apa yang kamu cari, Andi?




“How can you be in hell, when you are in my heart?”
[Balian of Ibelin, Kingdom of Heaven]

Bandung, 26 November 2008

Popular posts from this blog

Always, Laila (Repackaged)

Maaf, Tak Diundang

Soerat Oendangan