Janji Bangun Tidur

Pagi ini saya terbangun dalam kondisi tubuh yang lemah. Lemah gemulai. Seperti bencong. Pandangan mata berkunang-kunang dan hidung basah tidak kepalang. Tissue berserakan di sisi ranjang. Serangan virus influenza sudah memasuki hari ke tiga, sementara belum satu pun obat farmasi yang tertelan tenggorokan saya.

Masih sedikit tenang, sebenarnya. Sebab rokok dan kopi belum berubah rasanya di lidah.

Pada awalnya, saya pikir ini sugesti belaka bahwa saya sedang sakit. Namun, rupanya saya sudah tidak setangguh dahulu. Sewaktu lari pagi, beladiri, bulutangkis, lari sore, fitness dan naik gunung masih menjadi kegiatan sehari-hari. Saat push-up limapuluh setiap bangun tidur, barbel lima kilo sebelum naik kasur.


Jika terserang flu, cukup dengan tidur dan segelas teh panas tawar, kondisi tubuh akan kembali normal.

Ah…

Sebagai seseorang yang dianugerahi kesehatan yang luar biasa selama tahunan ke belakang, saya terlalu jarang mengucapkan syukur pada-Nya.

Maafkan, ya, Tuhan. Tolong Engkau kembalikan kekuatan yang sebelumnya Engkau titipkan. Berikutnya akan saya jaga baik-baik dan pelihara sungguh-sungguh. Takkan ada lagi begadang tak penting itu.




Selamat berkarya, Andi.
Libur akhir tahun masih lama…




“Good health is the most important thing. More than success, more than money, more than power.”

[Hyman Roth, The Godfather: Part II


Popular posts from this blog

Always, Laila (Repackaged)

Maaf, Tak Diundang

Soerat Oendangan