Would You...?


Aku sungguh kesulitan untuk mengakhiri kisah – yang entah kita beri nama apa – ini. Perjalanan yang menyenangkan, bukan? Dan cukup menyenangkan untuk diceritakan pada orang-orang. Setidaknya, bagiku demikian.

Aku sudah mengenalmu dalam berbagai versi. Sejak keceriaan yang polos, keramahan tanpa basa-basi, jari-jari yang cekatan, mood yang tak tentu, hingga sorot mata yang sering membuat bulu kuduk berdiri.


Tapi, hingga saat ini, kau masih saja nilai aku tak bisa mengerti. Memang aku cukup bebal untuk bisa mengertimu dalam waktu sesingkat itu! Dan salahmu yang menyelimuti diri dengan misteri. Juga teka-teki.

Untung saja aku cukup sabar. Toh, jalan kita masih panjang. Aku masih punya waktu empat-lima puluh tahun ke depan untuk memecahkan misteri dan teka-teki itu.




Jadi, bersedia kamu kunikahi?

Bandung, 05 Maret 2006

Comments

Popular posts from this blog

Always, Laila (Repackaged)

Maaf, Tak Diundang

Soerat Oendangan