Always, Laila (Repackaged)
Sebuah Pengantar Seseorang di seberang pulau nun jauh di sana berjarak milyaran langkah pernah melemparkan tuduhan yang kurang bertanggung jawab. “Kamu lebih tahu tentang perempuan daripada apa yang diketahui Sigmund Freud.” Begitu katanya seusai ia membaca always, Laila . Berhubung tidak bisa menatap matanya, saya kesulitan membaca maksud si penuduh. Tengah mengejekkah atau sedang jujur memberi apresiasi. Saya lebih merasa tersinggung daripada terpuji. Maklum, waktu itu saya belum tahu siapa itu si Freud. Seandainya saja si penuduh membaca lagi kisah ini lebih teliti tanpa melewatkan satu pun huruf titik koma spasi, beliau pasti akan menarik kembali kata-katanya dan menggantinya dengan kalimat: “Kamu lebih tahu tentang perempuan dan juga laki-laki daripada apa yang diketahui Sigmund Freud.” Maklum, dia sendiri tidak tahu siapa itu si Freud. Tapi Always, Laila memang berkisah tentang perempuan dan juga laki-laki. Karakter mereka dibangun melalui riset panja...
Comments
Saya dan penggemar Anda yang lain menantikan karya Anda selanjutnya. Kami tunggu, Pak. :)
Aku masih ingat puisi supardi djoko damono "aku ingin mencintaimu dengan sederhana ada di sana"
Aku masih ingat dengan jelas indah ya kota bandung yang kau gambar di sana, tak sulit untuk jatuh cinta pada novelmu yang apa ada nya. Keunikan bahasamu dan pola ceritamu yang tak kutemukan pada diri orang lain, sayangnya ketika itu alway laila masih satu2 nya, smpai SMA aku mencari2 tp masih tetap hanya ada laila, akhirnya aku sibuk dengan hidupku, smoai beberapa hari ini terdampar di sebuah platform bernama plukme, dan itu mengingatkanku kembali pada kakak. Terima kasih, kesan alway laila masih dalam terpantik hingga hari ini,,