Ketika Penulis...


jatuh miskin… maka dia tidak akan mampu untuk membalas sms-sms, keluyuran, nonton bioskop, pacaran, ngewarnet, pulang kampung, bayar hutang dan tentu saja: ngeborong dvd-dvd bajakan. Tapi, justru pada saat seperti itulah proses saya dalam menulis novel jadi berjalan lancar.

Lah wong ora ono kerjaan lain…

Dua bulan yang lalu, seorang pembaca pernah mengirim sms dengan isi kurang lebih kayak gini:

“MAS, BALAS DONG SMS-SMS SAYA. HARGAI PENGGEMAR.”

Dalam hati saya, “Ngga tau apa kalo ngga ada pulsa, Neng!”

Malah hampir hangus nomer hp saya. Kalo kirim sms, sertakan pula dengan pulsa balasan…



Tapi saya jadi teringat kejadian enam bulan yang lalu. Waktu itu, saya kirim sms kepada Dian Sastro untuk meminta dia menulis paper back comment novel saya. Saya berhasil mendapatkan nomor hp si cantik ini dari temannya – temannya teman saya. Tiga nomor hp sekaligus!!! Dan saya pun mengirim sms ke ketiga-tiganya.

Selama dua hari berikutnya saya menunggu balasan dengan manis dan manja di kos-an. Hari ke-tiga, belum juga saya terima. Saya mulai gelisah. Kalau duduk, pantat saya selalu harus digoyang-goyang. Kemudian, saya putuskan untuk mengirim sms lagi. Tapi tetap sama, sms saya tidak dibalasnya.

Akhirnya, pada malam itu juga saya sms lagi si Cinta ini dengan kata-kata:

“MBA, BALAS DONG SMS-SMS SAYA. HARGAI PENGGEMAR!”


(atau jangan2… Dian Sastro lagi ngga punya pulsa juga?)

Bandung, 20 April 2005

Comments

Popular posts from this blog

Always, Laila (Repackaged)

Maaf, Tak Diundang

Soerat Oendangan