Maju Produk Cibaduyut!
Kata orang bijak, tidak boleh kita menghitung-hitung kekayaan. Apalagi, kekayaan tetangga. Tapi malam ini tidak ada yang bisa saya lakukan mengingat mata terlalu segar untuk dipejamkan. Jadilah saya mulai mencatat inventaris barang yang berhasil saya beli selama ini. #1 TV Asatron 14”. Dibuat di negeri Cina, lalu dikirim dengan kapal dagang. Harga 500 ribuan. Tidak saya tawar. Sudah menjadi kebiasaan saya tidak suka tawar-menawar. “Tabungnya LG, Mas,” begitu yang dibilang si penjual di bilangan pusat elektronik Jalan ABC tiga tahun lalu. Namun, bukan karena alasan tersebut saya beli itu tivi. Tapi lebih karena terjangkau harganya. Kondisi si tivi saat ini cukup memprihatikan. Selain terbungkus oleh lapisan debu tebal, remote-nya pun sudah pensiun entah sejak kapan. Tombol-tombolnya nyaris tanpa guna. Kalau saya tekan channel 5, yang muncul channel 10. Jika saya naikkan volume, yang terjadi adalah bergantinya mode, dari TV ke mode AV. Tadinya mau saya berikan ke adik s...