Lima Saja Cukup

“Jadi laki-laki itu harus begini, begitu. Jangan bla bla bla.”

Kira-kira, demikianlah yang diucapkan seorang kawan perempuan feminis pada saya di malam minggu lalu sewaktu kami menunggu antrean karaoke. Disampaikannya kalimat tersebut dengan iringan kekesalan.

Wajar, beliau sedang datang bulan.

Tapi, bukan itu yang terpenting. Juga tidak penting apakah sewaktu menyanyi suara saya bagus atau sebaliknya. Yang perlu digarisbawahi di sini adalah apa yang dia bilang ternyata sama dengan kebanyakan orang. Semua bilang begitu. Dan semua menyudutkan saya. Dan karena saya tidak suka membela diri, maka saya iya-iya saja sambil menganggukkan kepala.


Kadang aku benci dalam membela diri. Andai aku lebih perkasa, bukan itu yang aku pakai sebagai senjata.

Demikianlah kutipan dari seorang penyair yang saya lupa siapa.
Tapi, mari kita bahas ini lebih dalam.

#1
Sudah duapuluh sembilan tahun lebih saya menjadi laki-laki. Dan sama sekali tidak berniat untuk berganti haluan.

Artinya? Saya pikir, menurut saya, tidaklah perlu dijelaskan lagi bagaimana seharusnya menjadi seorang laki-laki itu. Saya sudah cukup tahu rasanya. Sangat amat tahu.

#2
Apa itu laki-laki? Tidak usah dijawab. Yang terpenting adalah, tidak bertambah kadar kelaki-lakian seseorang sewaktu lelaki tersebut berani dan terbiasa untuk mendekati lawan jenis yang disukainya. Dan tidak berkurang kelaki-lakian seseorang sewaktu dia merasa malu untuk melakukan hal tersebut.

Di dunia ini, begitu banyak tantangan hidup, bukan? Dan cukup banyak pula di mana saya sangat berani untuk melawannya.

Banyak yang saya menangkan, tidak sedikit saya dikalahkan.

#3
Kenapa Superman begitu disukai, sementara Clark Kent teramat dicintai? Aih. Karena di luar segala kekurangan dan sifat pemalu Clark Kent, sebenarnya dialah si Superman itu.

#4
Mandiri, tanggung jawab dan setia kawan.
Tidak punya salah satu dari ketiga hal tersebut, barulah kadar kelaki-lakian bisa disebut berkurang. Meski, bukan berarti perempuan tidak punya itu semua. Tentu saja punya.

Lalu?
Jangan tanya-tanya!

#5
Ini bukan sedang membela diri.

#6
Sudah. Lima saja cukup.


Bandung, 29 Maret 2009
Seusai mendengarkan si feminis melantunkan lagu-lagu Nicky Astria.


Popular posts from this blog

Always, Laila (Repackaged)

Maaf, Tak Diundang

Soerat Oendangan