Rich Dad, Poor Dad

Teruntuk Aisa
yang kecantikannya
mampu mengganggu
mimpi raja-raja


Di luar sana, hujan begitu deras, Aisa.
Membasahi semua yang terkena curahnya.
Termasuk jemuran bapak.
Tiga kemeja dan dua celana plus dalamannya.
Mungkin besok masih bapak kenakan baju yang sama dengan hari ini.
Tapi bukan itu yang hendak bapak ceritakan.
Tak mau bapak membuatmu malu karena mengetahui ayahnya tidak rajin mencuci pakaiannya sendiri.


Aisa Adinda Kita, pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana kedua orangtuamu berjumpa?
Seperti apa semua asal mula hingga takdir menghadirkanmu ke dunia?
Adakah kamu merasa ingin tahu?

Pasanglah sabuk pengaman, sayang.
Akan begitu banyak goncangan.

Kisah ini dimulai dari sebuah lagu berjudul Aubrey.
Jatuh cinta bapak pada lagu itu.
Jatuh hati bapak pada nama si gadis.
Bermimpi bapak bisa berjumpa.
Dicari kesana kemari, namun tak pernah ada.
Di pantai. Di gunung.
Di sudut-sudut paling sunyi.
Di tengah keramaian.
Tidak juga bapak temukan.

Tapi cinta kemudian mendua.
Pada Mandy.
Pernah pula Jude, Michelle dan Lucy.

Dan Kartika…
juga Widuri…

Satu hal yang harus kamu tahu, Aisa, bahwa cinta bapak tidak ada habis-habisnya.
Satu persatu bapak bagi sama besarnya. Sama porsinya.
Karena itu, sayang, jika cinta adalah mata uang, kamu memiliki ayah terkaya di dunia.
Sudah kaya, dermawan pula.

Tidakkah kamu merasa bangga?



I never knew her, but I loved her just the same.
I loved her name…
[Aubrey, Bread]

Bandung, 08 Januari 2009

Popular posts from this blog

Always, Laila (Repackaged)

Maaf, Tak Diundang

Soerat Oendangan